TIga Hari Melelahkan

MEREBUT KURSI PWI KEPRI
TIGA hari –jumat, sabut dan minggu—merupakan pekerjaan yang melelahkan, bagi saya dan puluhan teman-teman yang bekerja satu group dengan saya. Karena kami ingin mendudukan seorang teman untuk merebut kursi Ketua PWI Kepri, untuk periode 5 tahun mendatang. Teman saya itu adalah Ramon Damora, yang sebelumnya belum memang berniat nak menjadi calon, tetapi hanya sekedar mengacah saja, kepada seorang teman.
‘’Kalau abang tak maju, saya akan maju,’’ mungkin yang diucapnya. Tetapi ini adalah kata-kata, canda saja, bukan sebenarnya.
Tetapi, ucapan itu membuahkan hasil. Dia benar-benar menjadi ketua PWI Kepri, setelah melalui proses Konfrensi Cabang (Konfercab) PWI Kepri 20-21 Desember lalu di Hotel Goodway. Perjalanan ini tidaklah mulus begitu saja, karena sebelum menuju kotak suara, perdebatan sengit, saling adu argumentasi, memperbaiki redaksional, dan lainnya, semua terjadi di segmen pembahasan tata tertib Konfercab.
‘’Interupsi pimpinan Sidang’’ begitu kata peserta di depan corong mix.
‘’Pimpinan sidang, anda jangan memaksakan kehendak, tolong beri kami kesempatan memberi pandangan’’.
‘’Pimpinan sidang, ini redaksionalnya ditukar saja’’ teriak peserta yang lain.
Begitulah, selama dua hari ini telinga saya mendengar perdebatan demi perdebatan, membahas pasal demi pasal, yang kesemuanya untuk suksesnya pelaksanaan Konfercab PWI Kepri. Tetapi Alhamdulillah, meskipun alot dan agak panas, semuanya proses Konfercab berjalan aman, tidak ada kericuhan, tidak terlihat lempar kursi, bahkan sepatu.
Dan, teman saya ini bernama Ramon Damora, terpilih menjadi Ketua PWI setelah memperoleh suara 34 dari 61 suara yang berhak memilih –sesuai dengan PD/PRT PWI, harus 50+1--, dan mengalahkan rivalnya Marjunis Zein yang memperoleh 27 suara. Sementara pesaing lainnya Yon Erizal, tidak mendapatkan suara.
Inilah pekerjaan tiga hari yang melelahkan. Lantas, bagaimana pandangan dan saran anda untuk Ramon kedepan, silakan anda memberikan saran.